Menempuh S2 disaat pandemi bukanlah menjadi suatu halangan. Mari bergabung bersama Minat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KP_MAK) FKKMK UGM. Menyelenggarakan pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) dengan Metode Blended Learning. Terdapat 3 jalur yang dapat dipilih: 1) Jalur Reguler yaitu awal pembelajaran dengan blended learning dikarenakan covid-19. Jika keadaan sudah kondusif pembelajaran dilakukan di kampus. Waktu belajar Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB; 2) Jalur Daring yaitu pembelajaran dengan blended learning dari awal hingga akhir. Waktu belajar Senin-Sabtu dengan berbagai penugasan ; 3) Jalur Interprofesional yaitu pembelajaran bergabung bersama MMR PJJ-IT di Jakarta.
Artikel
Mahasiswa KP-MAK FKKMK UGM angkatan 2019 berkesempatan mengunjungi Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos) DIY yang beralamatkan di Jl. Prof. DR. Sardjito No.5, Cokrodiningratan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta pada hari Rabu, 26 Februari 2020 lalu. Kunjungan dilakukan dalam rangka kegiatan kuliah lapangan yang didampingi oleh Ibu Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt M.Kes selaku dosen di Minat KP-MAK. Menurut Anedya Niedar yang merupakan salah satu mahasiswa KP-MAK mengatakan bahwa, kunjungan tersebut dapat menjadi sebuah ‘eye-opener’ bagi mahasiswa, bahwa jaminan pembiayaan kesehatan di Indonesia itu tidak semata-mata BPJS saja. Orang-orang yang tidak masuk dalam skema JKN seperti gelandangan, pengemis, anak jalanan, penghuni lembaga pemasyarakatan, serta kondisi-kondisi tertentu dimana orang yang tercakup dalam JKN tidak bisa mengakses layanan kesehatan. Disitulah Bapel Jamkesos berperan penting mengisi celah tersebut sebagai jaminan penyangga JKN, memastikan orang2 yang underprivileged dalam skema JKN tetap mendapatkan hak mereka untuk mengakses layanan kesehatan. (Anedya Niedar)
Jumat, 6 Maret 2020 Pusat KP-MAK mengadakan acara bedah buku dengan judul Arsitektur Jaminan Kesehatan Indonesia yang ditulis oleh dr. Ahmad Fuady M.Sc. Beliau merupakan mahasiswa S3 Kesehatan Masyarakat di Erasmus University Rotterdam, Belanda. Selama 5 tahun bergerak, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah banyak membuat capaian juga mendapatkan kritik yang bermunculan di media masa, scientific articel maupaun di berbagai media sosial. Penulis berupaya untuk dapat merangkum itu semua ke dalam sebuah buku, untuk melihat apa tantangan masa depan JKN, apakah JKN ini dapat mengurai permasalahan kesehatan atau akses kesehatan di Indonesia. Tantangan kesehatan di Indonesia saat ini yaitu memiliki masalah burden diseases yang harus dipecahkan lewat sistem kesehatan yang bener-benar efektif. Disampaiakan bahwa BPJS sebagai penyelanggara program jaminan sosial masih dianggap menjadi produk inferior, mulai dari kualitas pelayanan ataupun dari segi pasien dan segi penyelenggara kesehatan. Dana masih sangat rendah terbukti dari defisit yang berkepanjangan sampai beberapa tahun. Masih terdapat ketidakmerataan penggunaan layanan kesehatan yang didominasi oleh golongan mampu. Adapun beberapa solusi untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut yaitu political will dari pemerintah harus menjadi upaya yang utama, sehingga permasalahan JKN ini bisa menjadi prioritas. Pemerintah harus bisa memastikan bahwa sumber dana/pembiayaan untuk program ini yaitu JKN harus dapat terpenuhi. Adanya finance course yang inovatif untuk memecahkan masalah terkait dana. Adanya subsidi silang antara BPJS. BPJS harus dapat melakukan sosialisasi secara inovatif dan komprehensif, misalnya dengan cara menyewa konsultan public relation yang baik. Sisi masyarakat juga menjadi salah satu aspek penting, untuk tetap mewajibkan masyarakat ikut serta dalam JKN ini. Aspek fundamental dalam hal ini adalah bagaimana peserta dapat terproteksi secara financial untuk mengakses layanan kesehatan yang berkualitas. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut terkait isi buku ini dapat memesan melalui link berikut http://bit.ly/arsitekturjkn
Kamis, 27 Februari 2020 perwakilan departemen HPM berkesempatan mengunjungi Universitas AMIKOM Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi pionir dalam Pembelajaran Jarak-Jauh (PJJ) berbasis IT di Indonesia. Universitas AMIKOM Yogyakarta secara resmi menjadi Program Studi (Prodi) PJJ S-2 Informatika pertama di Indonesia setelah ditandai dengan dikeluarkannya SK Menristekdikti No 488/KPT/I/2019 tentang Izin Pembukaan Prodi Teknik Informatika Program PJJ. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka studi banding mengenai PJJ. Pemaparan terkait PJJ disampaikan langsung oleh Dr. Kusrini M.Kom, sebagai salah satu penggagas juga dosen pengajar dari Prodi PJJ tersebut. Disampaikan bahwa salah satu kunci sukses pelaksanaan pembelajaran jarak-jauh adalah dedikasi dan integritas mahasiswa untuk belajar menggunakan paradigma student-centered learning. Pelaksanaan PJJ memerlukan USBJJ yaitu Unit Sumber Belajar Jarak Jauh yang berperan sebagai sarana kegiatan pendukung untuk membantu kelancaran proses belajar peserta didik. Dalam hal ini Universitas AMIKOM Yogyakarta bekerja sama dengan PT. Time Excelino Banten dan STMIK Dipanegara Makassar sebagai rekanan USBJJ . Kedua USBJJ tersebut berperan dalam membantu mahasiswa apabila harus melakukan kegiatan perkuliahan secara tatap muka seperti UTS, UAS, dan ujian tesis. Selain itu penyelenggaraan PJJ juga memerlukan persiapan sarana prasarana lain seperti adanya ruang studio, ruang sistem server, serta adanya tutor bersertifikat.
Kuliah umum yang diselenggarakan oleh departemen HPM (Health Policy Management) pada 5 Maret 2020 bertempat di Auditorium Tahir FKKMK kali ini menghadirkan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D sebagai pembicara. Pada kesempatan itu beliau mengungkapkan bahwa Universitas dengan pendidikan sering kali tidak sejalan dengan pembangunan. Padahal seharusnya pendidikan khususnya kebijakan pendidikan berkaitan dengan langkah Indonesia untuk menjadi innovation base economic atau sejalan dengan Visi Indonesia 2045. Salah satu kebijakan di Indonesia dalam bidang pendidikan saat ini yaitu Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Suatu kebijakan haruslah berdasarkan evidance base yang diperoleh dari penelitian dengan kualitas bagus. Penelitian itu harus dapat memberikan dampak manfaat dan perubahan terhadap masyarakat atau terhadap pembangunan. Saat ini orientasi masih belum menuju ke arah pengembangan litbangjirap yaitu penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan. Di Indonesia dalam menulis atau membuat publikasi berada pada posisi ke 3 se-ASEAN namun hal tersebut masih hanya sebatas kuantitas saja, sedangkan kualitasnya belum sesuai. Kebanyakan publikasi sering tidak menjawab persoalan prioritas, tidak memiliki jawaban yang memiliki daya ungkit tinggi untuk bangsa ini. Adanya Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-2045 disusun untuk menyelaraskan kebutuhan riset jangka panjang dengan arah pembangunan nasional terkait ilmu pengetahuan dan teknologi. RIRN (http://risbang.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2018/01/RIRN-3.5.2.pdf) dapat menjadi acuan bagi para mahasiswa dan peneliti dalam melakukan penelitian yang searah dengan Prioritas Riset Nasional (PRN).
Pada aplikasi statistik seperti SPSS dan STATA dianggap kurang cocok untuk digunakan di negera berkembang seperti Indonesia ini karena harganya yang tidak terjangkau. Maka dari itu pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan sebuah tool dalam analisis data yang bisa didapatkan secara gratis. Program R adalah software open source yang digunakan untuk melakukan analisa statistik dan grafik. Sifatnya yang open source (free) memungkinkan berbagai orang untuk mengambangkan berbagai analisa statistik dalam program R. Selain itu banyak orang juga merasa rumit dan kesulitan dalam menggunakan software statistika. JAMOVI merupakan salah satu aplikasi statistika yang didalamnya tidak menggunakan kode-kode (command) seperti halnya STATA. Diharapkan dalam pelatihan ini setiap orang tidak lagi merasa kesulitan dalam menggunakan software statistik. Pelatihan dibawakan secara menarik oleh pengajar dan tutor berpengalaman yaitu dr. Firdaus Hafidz Ph.D (dosen KPMAK), Insan Rekso Adiwibowo M.Sc (peneliti PKMK), dan Hermawati Setyaningsih S,Si (peneliti KPMAK). Sehingga banyak peserta yang antusias dalam mengikuti pelatihan ini baik dari mahasiswa maupun civitas akademis lainnya. Pelatihan dilaksanakan selama 90 menit setiap sesi dan akan dilaksanakan secara continue.
Saat ini program e-learning sedang menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan seiring dengan bertambah canggihnya teknologi yang akan mempengaruhi metode pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan metode blended learning yang sudah diterapkan dalam pembelajaran di Universitas Gadjah Mada sejak tahun 2018. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Kemendikbud tahun 2020 tentang Merdeka Belajar (Kampus Merdeka) yang bertujuan mendorong proses pembelajaran di perguruan tinggi yang semakin otonom dan fleksibel. Metode blended learning merupakan suatu gabungan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka (offline) dan secara virtual (online). Saat ini departemen Health Policy Management (HPM) FKKMK UGM berencana menerapkan metode blended learning di dalam proses pembelajarannya. Untuk beralih dari model pembelajaran tatap muka menjadi online pastinya sangat membutuhkan banyak persiapan. Pada hari Jumat, 7 Februari 2020 sebagai perwakilan dari departemen HPM, minat KPMAK dan SIMKES berkesempatan memperlajari pembuatan sistem blended learning bersama dengan Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si dan Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T dari Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM.
Bangkok (26-28/1/2020). Firdaus Hafidz, dosen KPMAK, FK-KMK UGM, berkesempatan untuk menjadi salah satu narasumber dalam konferensi International Society to Improve the Use of Medicines (ISIUM). Tema konferensi adalah People Improving the Use of Medicines: What We Know & Don’t Know. Pertemuan ini dihadiri dari berbagai negara, seperti Australia, Thailand, Indoneisa, dan negara-negara Eropa dan Afrika. Diharapkan dari pertemuan ini dapat mendorong kegiatan yang konstruktif untuk penggunaan obat yang lebih baik, melalui beberapa hal di antaranya adalah mengembangkan koneksi dan pembelajaran bersama, berpikir kritis untuk menganalisis dan pengembangan media untuk publikasi, serta inovasi.
Yogyakarta (Januari-2020) – Kesan selama menjadi mahasiswa saya sangat senang bisa diajar oleh dosen-dosen yang sangat berkompeten, dan para praktisi dari beberapa lembaga kesehatan. Banyak kondisi naik dan turun selama menjadi mahasiswa terutama saat mengerjakan tugas akhir yang sempat terseok. Namun bagi saya itu malah menjadi suatu hal yang akhirnya saya bisa belajar lebih banyak tentang manajemen asuransi kesehatan. Sebagai mahasiswa minat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK) 2017, saya senang bisa bertemu dengan teman-teman yang bisa kompak, saling mendukung, dan saling membantu baik selama masa perkuliahan sampai dengan tugas akhir. Selebihnya saya sangat bangga bisa menjadi lulusan dan bagian dari keluarga besar KPMAK IKM, UGM. (Ika Widyastuti)
The 4th International Symposium for Health Research and 14th National Congress of Indonesian Public Health Association 27 – 30 Nov 2019, Bali
Presentasi oral oleh Karl Pasaribu (KPMAK 2017) mahasiswa bimbingan Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK dan dr. Firdaus Hafidz, MPH, Ph.D, AAK dengan judul “Kapitasi khusus untuk daerah terpencil, bermanfaatkah?”
Presentasi hasil penelitian yang dilakukan di Kab Nias Utara. Dari hasil penelitian ditemuka n bahwa dana kapitasi khusus untuk daerah terpencil belum dapat digunakan dengan maksimal akibat terbentur regulasi serta keterbatasan petugas pengelola dana kapitasi di puskesmas. Selain itu ditemukan bahwa dana kapitasi khusus juga belum berhasil menarik minat tenaga kesehatan untuk bekerja di daerah terpencil meskipun dirasakan ada penambahan penghasilan petugas puskesmas. Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa manfaat dana kapitasi khusus belum dirasakan maksimal bagi puskesmas. (Karl Pasaribu)