Asuransi kesehatan sosial (SHI) adalah mekanisme keuangan yang memungkinkan subsidi silang bagi orang miskin oleh orang kaya, dan orang sakit oleh orang sehat. Ethiopia saat ini memperkenalkan SHI untuk mencapai cakupan pelayanan kesehatan universal, tetapi tidak ada bukti mengenai kesediaan untuk membayar dan faktor – faktor yang terkait dengan kesediaan untuk membayar diantara petugas kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kesediaan membayar SHI diantara petugas kesehatan dan untuk menentukan faktor yang terkait dengan kesediaan membayar. Sebuah studi cross-sectional yang berbasis di Institusi dilakukan pada April – Desember, 2016, pada 420 pekerja kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Millenium Medical College St. Paul. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner semi-terstruktur yang dikelola sendiri, dimasukkan dengan menggunakan EPI INFO versi 7, dan dianalisis dengan SPSS versi 20. Variabel yang memiliki p <0,2 pada analisis bivariat dipasangkan dengan analisis multivariat. Kesediaan untuk membayar keseluruhan adalah 17%. Pembuat kebijakan harus menyusun rencana yang mempromosikan tingkat kesediaan untuk membayar dan mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk membayar. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menilai faktor – faktor ini.
Publikasi Disease Control Priorities (DCP) telah memelopori cara berpikir baru tentang berinvestasi dalam kesehatan. Peneliti setuju dengan Norheim, bahwa langkah pertama yang berguna untuk memajukan upaya menerjemahkan bukti global DCP ke dalam prioritas kesehatan lokal, adalah mengembangkan Teori Perubahan (Theory of Change/ToC) yang jelas. Namun, ToC yang bertujuan untuk mendefinisikan bagaimana bukti global (DCP dan lainnya) dapat digunakan untuk menginformasikan kebijakan nasional terlalu sempit. Peneliti mengusulkan upaya – upaya harus diarahkan pada pengembangan ToC untuk menentukan bagaimana mendukung pengembangan kelembagaan progresif untuk mewujudkan cakupan kesehatan universal (UHC), menempatkan klien di pusat. Meningkatkan upaya untuk memenuhi imperatif kesehatan global yang baru membutuhkan perubahan fokus perhatian untuk bergerak secara radikal dari global ke lokal. Untuk mencapai ini, kita perlu menata kembali sifat bantuan teknis (TA) di sepanjang tiga jalur utama (1) memeriksa dan bertindak untuk memperjelas mandat dan peran yang akan dimainkan oleh lembaga normatif dan penyelenggara multilateral, (2) memastikan pemahaman rinci tentang institusi lokal, kebutuhan dan tuntutan mereka, dan (3) menyediakan bantuan teknis dari waktu ke waktu dan dalam kepercayaan dengan rekanan lokal. Persyaratan terakhir ini menyiratkan perlunya kehadiran lokal jangka panjang serta jaringan pusat keahlian internasional, untuk berbagi kemampuan teknis yang langka serta untuk belajar bersama di berbagai keterlibatan negara. Pembiayaan perlu ditata ulang untuk memberikan insentif dan mendukung penguatan kapasitas yang dipimpin permintaan.
Kelompok Kerja (pokja) Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan dan Pusat KP-MAK FKKMK UGM dalam rangka Dies Natalis Fakultas kedokteran, kesehatan masyarakat dan keperawatan UGM ke-72, HUT RS UGM ke-6 & RSUP DR SARDJITO ke- 36 telah menyelenggarakan seminar Annual Scientific Meeting (ASM) dengan tema “Menjaga Sustainabilitas Program JKN di Indonesia” pada Jumat, 16 Maret 2018 di Ballroom Bulak Sumur University Club UGM, Yogyakarta